Belajar bermakna

Kurikulum bagi hambatan netra

Pada tahun ajaran 2023/2024, kami memakai tiga kurikulum. Pertama, memakai kurikulum merdeka. Kurikulum ini diberlakukan untuk kelas 1, 5, dan 7. Kedua, kurikulum K13. Kelas 3 dan 6 yang memakai kurikulum ini. Terakhir, kurikulum berbasis Program Pendidikan yang diIndividualisasikan (PPI). Kurikulum berbasis PPI ini diberlakukan untuk PDBK MDVI.

Akan tetapi, pada tahun ajaran 2024/2025 kami hanya memakai dua kurikulum. Pertama, kurikulum yang berbasis pada PPI. Kurikulum ini akan diberlakukan untuk PDBK MDVI. MDVI merupakan istilah yang dipakai oleh SLB-A Dria Adi untuk memayungi peserta didik dengan hambatan penglihatan yang disertai dengan hambatan lain. MDVI merupakan akronim dari multiple disability with visual impairment. Kedua, kurikulum merdeka. Kurikulum ini diberikan kepada peserta didik dengan gangguan penglihatan tanpa disertai hambatan lain.

Pemberlakuan kurikulum ini merupakan cara kami menanggapi perkembangan yang terjadi sekarang. Kami menyadari bahwa layanan tidak hanya diberikan untuk peserta didik dengan hambatan penglihatan saja. Bahkan, perkembangan saat ini kami juga menerima peserta didik dengan hambatan penglihatan yang disertai dengan hambatan lain. Kedua, perkembangan kebijakan pendidikan di Indonesia.

Membuka layanan baru

Kurikulum untuk peserta didik dengan hambatan intelektual

Kurikulum bagi peserta didik dengan hambatan intelektual dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak. Kurikulum diarahkan kepada penyesuaian sosial dan kecakapan praktis bagi usaha untuk mencari nafkah. Memberikan keterampilan agar peserta didik dapat mengurus dirinya sendiri. Juga memberi keterampilan untuk mempunyai kecakapan-kecakapan mencari nafkah.

Fasilitas pendidikan buat anak dengan hambatan intelektual lebih diarahkan untuk:

Fasilitas sensomotorik ( berkaitan dengan visual, perabaan, penciuman, dan koordinasi) dan pembentukan motorik halus.
Fasilitas yg berkaitan dengan motorik kasar.
Fasilitas untuk menunjang kegiatan sehari-hari (activity daily living).
Peralatan untuk latihan kehidupan sehari-hari.
Membangun kecerdasan spiritual, sosial, dan emosional peserta didik.